Wisata Gunung Argopuro atau Pendakian Gunung Argopuro Situbondo via Baderan, merupakan gunung yang berada dalam kompleks Pegunungan Iyang. Gunung Argopuro adalah sebuah gununug berapi yang kini sudah tak aktif lagi.
Gunung Argopuro memiliki ketinggian yang tak terlalu tinggi sekitar 3.088 mdpl. Namun untuk mendaki hingga puncak memakan waktu yang panjang. Tak heran, karena memang Gunung Argopuro merupakan trek terpanjang di pulau Jawa sekitar 63 Km. Menurut mitos masyarakat sekitar gunung ini termasuk salah satu gunung yang angker karena mistisnya, konon puncak Gunung Argopuro merupakan tempat tinggal Dewi Rengganis (adik dari Nyi Roro Kidul). Oleh karena itu puncak gunung ini diberi nama Puncak Rengganis. Sebetulnya terdapat 2 buah puncak pada gunung ini yaitu Puncak Rengganis dan Puncak Argopuro.
Pendakian gunung ini memang para pendaki dituntut untuk ekstra dalam pendakian, selain fisik dan mental serta bahan logistik yang cukup karena butuh minimal 4 hari lamanya mendaki. Untuk mendaki gunung ini dapat melewati 2 jalur, yaitu via desa Bremi atau desa Baderan. Kemudian dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba mengulas tentang pendakian Gunung Argopuro menggunakan jalur desa Baderan lalu jalur turun melalui via desa Bremi. Sebelum lanjut kamu juga dapat membaca pendakian puncak tertenggi di Bali.
Pada sore sari ini saya mencoba mengulas perihal wisata Gunung Argopuro atau pendakian Gunung Argopuro Situbondo via Baderan. Semoga dapat berguna bagi anda yang ingin mencoba tantangan menginjakkan kaki di Puncak Rengganis.
Wisata Gunung Argopuro atau Pendakian Gunung Argopuro Situbondo via Baderan
danau taman hidup |
Untuk menuju titik awal, jika kamu berdomisili di Jakarta. Kamu dapat menggunakan kereta api dengan mengambil rute Jakarta-Malang-Jember-Situbondo. Setibanya di Situbondo kamu langsung menuju terminal Situbondo dan menggunakan jasa ojek untuk menuju desa Baderan dengan biaya sekitar Rp. 70.000.
Sesampainya kamu di pintu pos pendakian Baderan, kamu diharuskan membayar simaksi sebesar Rp. 20.000/hari. Kemudian seperti biasa kamu akan di briefing oleh pengelola setempat atau rangger sebelum mulai mendaki. Untuk mendaki gunung ini memang dibutuhkan mental serta pengetahuan medan yang akan dilalui, oleh karena itu bagi para pendaki pemula sebaiknya didampingi oleh pendaki yang lebih senior (sudah mengetahui navigasi). Catatlah titik-titik kordinasi jalur yang kamu akan gunakan. Untuk meminimalis hal yang tak diinginkan.
peta jalur pendakian argopuro |
Sebetulnya ada alternatif lain untuk mendaki Gunung Argopuro yaitu dengan menggunakan ojek warga sekitar dengan biaya sekitar Rp. 150.000/orang, maka kamu akan diantar hingga Pos mata air 1. Jika ditempuh dengan berjalan kaki membutuhkan waktu sekitar 12 jam perjalana, tapi agar lebih merasakan sensasi saya memilih untuk berjalan kaki saja.
pos pendakian bederan |
Sebelum menuju puncak, kamu diharuskan mengikuti jalur yang sudah ditentukan dengan melewati beberepa pos pendakian seperti Pos mata air 1 & 2, Sungai Qolbu, Cikasur dan Cisentor. Dengan tektur trek yang terdiri dari tanah, pasir, akar pepohonan dan bebatuan besar hingga batuan kapur.
Perjalanan dari Pos mata air 1 menuju Pos mata air 2 membutuhkan waktu sekitar 4 jam perjalanan dan akan melewati perbukitan. Dengan cuaca yang cukup dingin serta hari mulai gelap dan terlalu berbahaya untuk tetap melanjutkan perjalanan, oleh karena itu saya memutuskan untuk berkemah di punggungan dekat mata air 2.
istirahat dan persiapan untuk buka tenda |
Keesokan pagi sekitar pukul 08.00, saya bergegas untuk melanjutkan perjalanan untuk menuju Pos Sungai Qolbu dengan lama perjalanan sekitar 2 jam. Sesampainya di Sungai Qolbu, kamu dapat beristirahat untuk menyegarkan badan. Air sungai yang sangat jernih dan alami serta pemandangan alam sekitar mampu membius kamu akan keindahannya.
Sesudah beristirahat, saya kembali bersiap untuk melanjutkan perjalanan menuju pos selanjutnya yaitu savana Cikasur. Dengan trek landai yang akan melewati hutan yang cukup rindang serta rumput ilalang yang cukup tinggi. Untuk menuju savana tersebut membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam perjalanan, jika tak ada kabut pemandangan savana dari kejauhan sangatlah indah. Jika kamu beruntung kamu dapat menemukan kera hitam bergelantungan dipepohonan dan bahkan terkadang akan muncul burung merak berumur cukup tua dengan bulu dan ekor yang sangat anggun.
savana cikasur |
berfoto ria |
Konon pada jaman Belanda, di Cikasur terdapat sebuah lapangan terbang dan sampai saat ini pun pondasi-pondasi bekas bangunan tersebut dapat dilihat. Beredar pula sebuah cerita, dimana para pendaki dapat mendengar jeritan gaib yang dipercaya berasal dari para pekerja yang dipaksa untuk menguburkan diri pada parit yang mereka gali sendiri.
Kemudian saya kembali mulai perjalanan kembali untuk menuju Cisentor dengan lama perjalanan sekitar 4 jam. Sebelum sampai Cisentor kamu akan melewati sebuah hutan bernama Hutan Setan, pada hutan tersebut banyak ditumbuhi tumbuhan beracun setinggi mata kaki berupa tumbuhan berduri. Pada trek kali ini tidak terlalu menanjak dan hanya melewati dua buah bukit. Sesampainya diujung bukit ke dua dan menyusuri lereng gunung serta sungai maka kamu akan sampai di Cisentor.
Setelah sampai Cisentor dan hari pun mulai malam, saya kembali berkemah. Cisentor merupakan area berkemah terbaik, karena pada area tersebut terdapat sebuah aliran sungai kecil yang airnya dapat diminum dan terdapat tumbuhan selada air yang dapat dimakan.
aliran sungai |
selada air |
Keesokan pagi sekitar pukul 09.00, bergegas kembali berjalan untuk menuju puncak dengan lama perjalanan sekitar 4-5 jam yang akan melewati sebuah tempat bernama Rawa Embik. Sebelum puncak kamu dapat menaruh tas cariel pada sebuah pohon besar. Lalu kamu dapat menaiki puncak Gunung Argopuro 1 bernama Puncak Rengganis. Beredar kembali sebuah cerita saat kamu berada disini, kamu dapat mencium aroma wangi-wangian dan betul kebetulan saya mengalami hal tersebut.
puncak rengganis |
puncak argopuro |
Setelah puas menikmati keindahan alam dan kebesaran Sang Pencipta, saya kembali bergegas untuk mengejar waktu untuk turun di Danau Taman Hidup. Melewati trek dengan kontur seperti akar pepohonan, bebatuan dan pasir dengan lama perjalanan sekitar 5 jam.
danau taman hidup |
berfoto dulu di danau |
Sesampainya di Danau Taman Hidup dengan cuaca yang dingin dan malam yang cerah, saya kembali berkemah. Keesokan pagi sekitar pukul 10.00, saya kembali lakukan perjalanan turun menuju desa Bremi. Setelah melewati pemandangan yang indah dan trek yang cukup panjang serta melelahkan, maka sampailah di Pos pendakian Bremi dengan lama perjalanan sekitar 4-5 jam. Usailah sudah pengalaman seru dan perjalanan panjang yang menguras fisik serta emosi untuk dapat mengexplore Gunung Argopuro.
pos pendakian bremi |
Segala tahapan dan proses panjang demi hasil yang memusakan telah dilalui. Hal tersebut membuat teringat akan kehidupan yang terkadang membutuhkan proses dan mendapatkan segala sesuatu dengan singkat, rasanya merupakan hal yang mustahil. Kemudian jika melihat dari kejauhan Gunung Argopuro serta dibalik cerita-cerita yang beredar, seyogyanya agar kita dapat berkaca diri tentang apa yang dapat kita sombongkan dibalik kebesaran dan kehendak Sang Pencipta? Selalu bersyukur terhadap semua yang telah diberikan dan jadikan itu sebagai motivasi dalam hidup untuk tetap melangkah maju kedepan.
Demikian ulasan saya kali ini perihal wisata Gunung Argopuro atau pendakian Gunung Argopuro Situbondo via Baderan. Semoga dapat menambah wawasan tentang aneka destinasi wisata yang ada di tanah nusantara kita.
Komentar
Posting Komentar